LAPORAN KERJA
Las gaS
Diajukan untuk Laporan Kerja Las Gas
DI SUSUN OLEH
NAMA : SEPTERA
NIM : 061230200838
KELAS : II
MEB
JURUSAN
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA
2012/2013
JURUSAN
TEKNIK MESIN
POLITEKNIK
NEGERI SRIWIJAYA 2012/2013
Jln.
Srijaya Negara Palembang 30139 Telp. (0711)353414
LAPORAN KERJA LAS GAS
Diajukan
untuk Laporan Kerja Las Gas
Disetujui
pada Tanggal
Menyetujui, Palembang, 30 April 2013
Dosen Pembimbing Penulis
Ibnu
Asrafi, S.T. SEPTERA
NIP : 196211201988031003 NIM
: 061230200838
KATA PENGANTAR
Puji dan
syukur kami ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat rahmat, taufik dan hidayah-Nya penulis dapat
menyelesaikan Laporan Kerja Las Gas tepat waktu dan sesuai dengan bagaimana
mestinya.
Adapun
tujuan dari pembuatan Laporan Kerja Las Gas ini adalah sebagai bahan tugas bagi
mahasiswa yang di berikan dosen pembimbing kerja las gas untuk dapat
melaksanakan proses belajar mengajar praktek kerja las gas dengan baik
khususnya di politeknik negeri sriwijaya.
Penulis
menyadari bahwa kemampuan dan pengalaman yang penulis miliki masih sangat
terbatas, sehingga dalam menyusun Laporan Kerja Las gas ini baik dalam praktek
pengerjaan, penyajian maupun penulisan masih banyak terdapat kekurangan. Namun
semuanya ini adalah usaha yang maksimal dari penulis. Untuk itu penulis
mengharapkan kritik dan saran khususnya dari dosen pembimbing dan dari semua
pihak yang bersifat membangun. Atas bimbingan dosen serta bantuan yang
diberikan selama ini penulis mengucapkan banyak terima kasih.
Akhir kata
semoga hasil yang dituangkan dalam penulisan Laporan Kerja Las Gas ini dapat
bermanfaat untuk menambah nilai baik dan bermanfaat bagi yang memerlukan.
Palembang, 30 April 2013
Penulis
SEPTERA
BAB I
PENDAHULUAN
1.1
1.1 Latar Belakang
Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung
dua logam atau lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api
hasil pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen (
dari kata “acetylene”, dan memiliki rumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan
bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian logam
yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan menutupi
antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan
bahan tambah atau kawat las.
1.2
1.2 Tujuan
Tujuan dari melakukan pengerjaan ini mahasiswa dapat :
1.
Mengetahui peralatan dan fungsi perlengkapan las gas,
2.
Mengetahui perlengkapan keamanan las gas,
3.
Mengatur dan memasang peralatan las gas,
4.
Mengatur tekanan las gas untuk
persiapan kerja las gas,
5.
Menyalakan api las gas dengan benar,
6.
Mengoperasikan pembakaran dengan benar,
7.
Melakukan gerakan dan posisi
pengelasan dengan benar.
1.3 1.3 Waktu dan Tempat
Pengerjaan
a. Waktu
Waktu yang
di berikan 5 minggu dalam 1 minggu 2 hari kerja las gas. 1 minggu pertama
pengenalan Kerja las gas, cara penggunaan las gas dan membuat langkah kerja las
gas. Kemudian 4 minggu berikutnya waktu pengerjaan latihan - latihan. Namun
minimnya pengetahuan dan dilakukan pertama kali dalam melakukan pekerjan las
gas sehingga dalam praktek pengelasan yang terbaik membutuhkan waktu yang lama.
b. Tempat
Tempat
melaksanakan pengerjaan las gasdi Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri
Sriwijaya di bagian Kerja Las Gas Asetilin.
1.4
1.4 Alat dan Bahan
a.
Peralat praktek las
gas
1. Silinder dan Gas
Asetilin 9. Tank atau penjepit
2. Silinder dan Gas
Osigen 10. Meja las
3. Regulator Asetilin 11. Kaca mata
pengaman
4. Regulator Oksigen 12. Sarung Tangan
5. Brander Pembakaran 13. Helm
6. Selang Karet
Ase-Oksi 14. Apron
Kulit
7. Kunci pembuka
aliran gas 15.
Pakaian kerja
8. Korek api las 16.
Palu atau martil
b.
Bahan Praktek las gas
Bahan yang di gunakan praktek las gas ini adalah pelat ST 37 tebal 1,2 –
1,5 mm yang di potong menjadi ukuran:
1.
30X100 sebanyak 10 lembar,
2.
100X100 sebanyak 2 lembar,
3.
Kawat bahan tambah sebanyak 1 rol.
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Las Gas Oksi-Asetilin
Las Gas adalah suatu proses pengelasan seni menyambung
dua logam atau lebih, dimana panas untuk pengelasan diperoleh dari nyala api
hasil pembakaran bahan bakar gas Oksigen (O2) dengan gas Asetilin (C2H2). Dalam proses las gas ini, gas yang digunakan adalah campuran dari gas Oksigen (O2) dan gas Asetilen (
dari kata “acetylene”, dan memilikirumus kimia C2H2). Gas Asetilin ini memiliki beberapa kelebihan antara lain, menghasilkan temperature nyala api lebih tinggi dari gas bahan
bakar lainya, baik bila dicampur dengan udara ataupun Oksigen. Sehingga bagian logam
yang langsung terkena nyala api panas akan mencair dan cairan itu akan menutupi
antara dua bagian logam yang akan disambung. Ada kalanya sebaiknya menggunakan
bahan tambah atau kawat las.
2.2 Bahan Bakar Gas
a. Asetilin ( C2H2 )
Asetilena (Nama sistematis:
etuna) adalah suatu hidrokarbon yang tergolong kepada alkuna, dengan rumus
C2H2. Asetilena merupakan alkuna yang paling sederhana, karena hanya terdiri
dari dua atom karbon dan dua atom hidrogen. Pada asetilena, kedua karbon
terikat melalui ikatan rangkap tiga, dan masing-masing atom karbon memiliki
hibridisasi orbital sp untuk ikatan sigma. Hal ini menyebabkan keempat atom
pada asetilena terletak pada satu garis lurus, dengan sudut C-C-H sebesar 180°.
b. Propan
Propana adalah senyawa alkana
tiga karbon (C3H8) yang berwujud gas dalam keadaan normal, tapi dapat
dikompresi menjadi cairan yang mudah dipindahkan dalam kontainer yang tidak
mahal. Senyawa ini diturunkan dari produk petroleum lain pada pemrosesan minyak bumi atau gas alam. Propana umumnya digunakan
sebagai bahan bakar untuk mesin, barbeque (pemanggang), dan di rumah-rumah.
2.3 Peralatan Las Oksi - Asetilin
a. Silinder atau Tabung Gas
Tabung gas berfungsi untuk
menampung gas atau gas cair dalam kondisi bertekanan. Umumnya
tabung gas dibuat dari Baja, tetapi sekarang ini sudah banyak tabung-tabung gas
yang terbuat dari paduan Alumunium. Ukuran tabung ini dibuat berbeda karena
disesuaikan dengan kapasitas daya tampung gas dan juga jenis gas yang
ditampung. Untuk membedakan tabung gas apakah didalamnya
berisi gas Oksigen atau Asetilen dapat dilihat dari tinggi tabung Oksigen
yaitu 1,4 m dan tabung Asetiline 1 m serta terdapat kode warna yang ada pada tabung itu.
b. Katup Tabung
Katup tabung berfungsi pengatur keluarnya gas dari dalam tabung maka digunakan katup. Katup ini ditempatkan tepat dibagian atas dari tabung. Pada tabung gas Oksigen, katup
biasanya dibuat dari material Kuningan, sedangkan untuk tabung gas Asetilen,
katup ini terbuat dari material Baja.
c. Regulator
Regulator ini juga berfungsi untuk mempertahankan besarnya tekanan kerja selama proses pengelasan
atau pemotongan. Bahkan jika tekanan dalam tabung menurun, tekanan kerja harus
dipertahankan tetap oleh regulator. Pada regulator terdapat
bagian-bagian seperti saluran masuk, katup pengaturan tekan kerja, katup
pengaman, alat pengukuran tekanan tabung, alat pengukuran tekanan kerja dan
katup pengatur keluar gas menuju selang.
d. Selang Karet Gas Oksi-Asetilin
Selang Karet Gas Oksi-Asetilin Berfungsi untuk mengalirkan gas yang keluar dari tabung menuju brander pembakaran. Untuk memenuhi persyaratan keamanan, selang
harus mampu menahan tekan kerja dan tidak mudah bocor. Dalam pemakaiannya, selang dibedakan berdasarkan jenis gas yang dialirkan. Untuk memudahkan bagimana membedakan selang Oksigen dan
selang Asetilen mak cukup memperhatikan kode warna pada selang.
e. Brander atau Torch ( Pembakar )
Gas yang dialirkan melalui
selang selanjutnya diteruskan oleh Brander atau Torch, tercampur didalamnya dan akhirnya pada ujuang nosel
terbentuk nyala api.
Brander atau Toch memiliki dua fungsi yaitu :
•Sebagai pencampur gas oksigen dan gas asetilin.
•Sebagai pembentuk nyala api diujung nosel.
f.
Pematik atau Korek Api Las
Alat yang berfungsi untuk
menyalakan api pada ujung pembakaran waktu memulai mengelas.
g. Kaca Mata Las
Kaca mata las
berfungsi :
a.
Melindungi mata terhadap radiasi sinar ultraviolet dan inframerah,
b.
Melindungi mata terhadap sinar yang tajam dan menyilaukan, agar dapat
melihat benda kerja dengan baik,
c.
Melindungi mata terhadap bahaya percikan bunga api.
2.4 Proses Pengelasan Oksi Acetilin
a. Menentukan nyala api
b. Teknik Pengelasan
1.
Posisi pengelasan di bawah
tangan
Pengelasan di bawah tangan
adalah proses pengelasan yang dilakukan di bawah tangan dan benda kerja terletak di atas bidang datar. Sudut ujung pembakar(brander)
terletak diantara 45° dan kawat las dimiringkan dengan sudut antara 30° - 40° dengan benda kerja. Kedudukan ujung pembakar ke
sudut sambungan dengan jarak 2 – 3 mm agar terjadi
panas maksimal pada sambungan. Pada sambungan sudut luar,
nyala diarahkan ke tengah sambungan dan gerakannya adalah lurus.
2.
Posisi pengelasan mendatar ( horizontal )
Pada posisi ini benda kerja
berdiri tegak sedangkan pengelasan dilakukan dengan arah mendatar sehingga cairan las cenderung mengalir ke bawah, untuk itu ayunan brander sebaiknya sekecil mungkin. Kedudukan brander terhadap benda kerja menyudut 70° dan miring kira-kira 10° di bawah garis mendatar,
sedangkan kawat pengisi dimiringkan pada sudut 10° di atas
garis mendatar.
3.
Posisi pengelasan tegak (
vertical )
Pada pengelasan dengan posisi
tegak, arah pengelasan berlangsung ke atas atauke bawah. Kawat pengisi
ditempatkan antara nyala api dan tempat sambunganyang bersudut 45°-60° dan
sudut brander sebesar 80°.
4.
Posisi pengelasan di atas
kepala ( Overhead )
Pengelasan dengan posisi ini
adalah yang paling sulit dibandingkan dengan posisilainnya dimana benda kerja
berada di atas kepala dan pengelasan dilakukan daribawahnya. Pada pengelasan
posisi ini sudut brander dimiringkan 10° dari garisvertikal sedangkan kawat
pengisi berada di belakangnya bersudut 45°-60°.
5.
Pengelasan arah ke kiri ( maju
)
Cara pengelasan ini paling
banyak digunakan dimana nyala api diarahkan ke kiri dengan membentuk sudut 60° dan kawat las 30° terhadap benda kerja sedangkan sudut melintangnya tegak lurus terhadap arah pengelasan. Cara ini
banyak digunakan karena cara pengelasannya mudah dan tidak membutuhkan
posisi yang sulit saat mengelas.
6.
Pengelasan arah ke kanan (
mundur )
Cara pengelasan ini adalah
arahnya kebalikan daripada arah pengelasan ke kiri. Pengelasan dengan cara ini diperlukan untuk pengelasan baja yang tebalnya
4,5mm ke atas.
E.Keuntungan mengelas Oksi
Asetilin
• Peralatan relatif murah dan memerlukan
pemeliharaan minimal/sedikit.
• Cara penggunaannya sangat mudah, tidak
memerlukan teknik-teknik pengelasanyang tinggi sehingga mudah untuk dipelajari.
• Mudah dibawa dan dapat digunakan di lapangan
maupun di pabrik atau dibengkel-bengkel karena peralatannya kecil dan sederhana
• Dengan teknik pengelasan yang tepat hampir
semua jenis logam dapat dilas danalat ini dapat digunakan untuk pemotongan
maupun penyambungan.
BAB III
KESELAMATAN KERJA
3.1 Keselamatan
Kerja
Keselamatan kerja
merupakan upaya untuk mencegah terjadinya kecelakaan kerja dan menjamin proses
produksi agar berlangsung secara aman, efisien dan produktif. Oleh karena itu
penentuan prosedur kerja harus benar - benar sesuai.
keteledoran pekerja
adalah salah satu faktor yang dapat menyebabkan kecelakaan kerja. Untuk
menghindari kecelakaan yang fatal maka diharapkan pekerja memakai peralatan
kerja yang telah disediakan. Disamping itu keselamatan mesin, peralatan, dan
benda kerja juga harus diperhatikan oleh pekerja.
3.2 Keselamatan Pekerja
Untuk menjamin
keselamatan operator, maka operator harus menggunakan peralatan keselamatan
kerja seperti :
a.
Pakaian Kerja
Pakaian kerja digunakan
untuk melindungi tubuh dari percikan api. Pakaian kerja tidak mengganggu
pergerakan tubuh pekerja dan tidak terasa panas waktu dipakai yang dibuat dari
bahan Cotton.
b. Helm Las
Helm Ias maupun tabir las digunakan untuk melindungi kulit muka dan mata dari sinar las (sinar ultra violet danultra merah) yang
dapat merusak kulit maupun mata. Helmlas ini dilengkapi dengan
kaca khusus yang dapat mengurangi sinar ultra violet
dan ultra merah tersebut. Sinar Ias yang sangat
terang/kuat itu tidak boleh dilihat dangan mata langsung sampai
jarak 16 meter. Oleh karena itu pada saat mengelas harus mengunakan helm/kedok las yang dapat menahan sinsar las dengan kaca las.
Ukuran kaca Ias yang dipakai umumnya adalah sebagai berikut: No. 6. dipakai untuk Ias titik No. 6 dan 7
untuk pengelasan sampai 30 amper. No. 6 untuk pengelasan dari 30 sampai 75
amper. No. 10untuk pengelasan dari 75 sampai 200 amper. No. 12. untuk
pengelasan dari 200 sampai400 amper. No. 14 untuk pangelasan diatas 400 amper.
Untuk melindungi kaca penyaring ini biasanya pada
bagian luar maupun dalam dilapisi dengan kaca putih.
c. Apron
Apron adalan alat pelindung badan dari percikan bunga api yang dibuat dari
kulit atau dari asbes.
d. Sepatu Las
Sepatu las berguna untuk melindungi kaki dari semburan bunga api, Bila tidak ada sepatu las, sepatu biasa yang tertutup seluruhnya dapat juga
dipakai
e. Sarung Tangan
Sarung tangan dibuat dari kulit atau asbes lunak untuk memudahkan
memegang pemegang elektroda. Pada waktu mengelas harus selalu dipakai sepasang sarung tangan.
f.
Masker Las
Jika tidak memungkinkan adanya kamar las dan ventilasi yang baik, maka
gunakanlah masker las, agar terhindar dari asap dan debu las yang beracun
g. Kamar las
kamar las dibuat dari bahan tahan api. Kamar las penting agar orang
disekitarnya tidak terganggu oleh cahaya las. untuk mengeluarkan gas, sebaiknya
kamar las dilengkapi dengan ventilasi. dalam kamar las ditempatkan meja las.
meja las harus bersih dari bahan yang mudah terbakar agar terhindar dari
kemungkinan terjadinya kebakaran karena percikan api las.
3.3 Pencegahan Kecelakaan Kerja
Pencegahan Kecelakaan
Kerja ada beberapa yang diperhatikan antara lain :
a.
BAB IV
GAMBAR DAN LATIHAN
KERJA
Latihan 1
BAB V
PENUTUP
Berkat
rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan dosen pengajar kerja las gas penulis
dapat menyelesaikan tugas yang diwajibkan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya.
Untuk itu penulis telah menyelesaikan Laporan Kerja Las Gas ini guna sebagai
syarat untuk nilai baik dan mendapatkan kelulusan di Mata Kuliah Keahlian Berkarya
Praktek Bengkel Mekanik 2.
Penulis
sadar bahwa sepenuhnya laporan kerja las gas ini masih jauh dari sempurna.
Untuk itu dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis sebagai manusia biasa dan
untuk itu mohon maaf apabila ada penulisan terdapat kekurangan. Maka penulis memerlukan
kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan
kesempurnaan menyusun dan menulis laporan kerja.
Dengan
selesainya perakitan benda kerja dan laporan kerja las gas pada praktikum las
gas dan yang mana telah diberikan petunjuk dan bimbingan. Mudah-mudahan dapat
bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan penulis mengucapakan terima kasih.
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan
bahwa
5.2 Saran