Kerja Plat



LANGKAH PENGERJAAN
KERJA PELAT
Diajukan untuk Langkah Pengerjaan Kerja Bangku / Kerja Pelat



DI SUSUN OLEH
NAMA             :           SEPTERA
NIM                 :           061230200838
KELAS            :           I MEB



JURUSAN TEKNIK MESIN
POLITEKNIK NEGERI SRIWIJAYA 2012/2013



BAB I
PENDAHULUAN

1.1              Latar Belakang

Pekerjaan Bengkel salah satunya adalah kerja bangku. Rangkaian kegiatan kerja bangku ini diantaranya membuat pola, memotong, mengikir, melipat dan mengebor. Pekerjaan tersebut memerlukan penguasaan tentang pembelajaran secara praktis mengenai keterampilan mesin.
Seorang ahli mesin tidak hanya mamapu menggunakan peralatan kerja tangan , tetapi harus terus-menerus praktik sampai mahir. Kerja bangku merupakan pekerjaan bengkel yang menggunakan peralatan kerja tangan (hand tools) dan merupakan bagian penting dalam pekerjaan di bengkel sehingga peralatan mesin dapat bekerja secara efisien dan ekonomis.
Peralatan kerja tangan harus di gunakan sesuai dengan prosedur yang bener disertai dengan perawatannya, sehingga hasil kerjanya baik dan umur dari peralatan lama. Alasan yang dapat dipertanggungjawabkan  mengapa kita harus memeliharanya adalah peralatan tersebut harus selalu dalam keadaan aman dan kondisi kerja yang baik. Salah satu ahli mesin yang baiak adalah baik menjaga kondisi peralatan yang di gunakannya.

1.2              Masalah Dalam Melakukan Langkah Pengerjaan Kerja Plat

Masalah dari melakukan pengerjaan ini adalah :
1.        Kurang Jelasnya garis – garis pada mistar baja.
2.        Pemotongan pelat kurang rapi karena pengoresan pada pelat tidak pas ukuran.
3.        Tumpulnya penggores sehingga penggoresan kurang jelas.

1.3              Tujuan

Tujuan dari melakukan pengerjaan ini adalah :
1.      Mampu membuat pola ( layout )dengan baik.
2.      Memiliki keterampilan memotong plat dengan beberapa macam alat potong.
3.      Memahai prinsip dan cara menggergaji dengan baik dan benar.
4.      Memahami prinsip mengikir dengan baik dan benar.
5.      Memiliki keterampilan mengebor.
6.      Memiliki keterampilan merivet plat.


1.4              Waktu dan Tempat Pengerjaan

a.      Waktu
Waktu yang di berikan dalam 4 minggu. 1 minggu pertama pengenalan Kerja Pelat dan cara penggunaan Alat – alat Manual. Kemudian 3 minggu berikutnya waktu pengerjaan menbuat kotak alatdari pelat. Namun minimnya pengetahuan dan dilakukan pertama kali dalam melakukan pekerjan kerja pelat maka untuk menggores, menitik, menekuk, dan mengelas membutuhkan waktu yang lama.

b.      Tempat
Tempat melaksanakan rencana pengerjaan di Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya di bagian Kerja Bangku dan Kerja Pelat.



BAB II
TINJAUAN PUSTAKA


2.1       Pengertian Pengerjaan Pelat
        Pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macam-macam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.

2.2       Alat – Alat Pendukung Pengerjaan Plat

Dalam kerja pelat kita memerlukan sejumlah peralatan pendukung untuk menyelesaikan benda kerja yang akan kita bentuk, peralatan tersebut diantaranya adalah:

a.      Penggores
    Ada 3 jenis penggores yang sering digunakan yaitu penggores teknik, penggores saku, dan penggores mekanika
Penggores digunakan untuk menggambar bentangan pada permukaan pelat. Penggores yang baik untuk digunakan harus bersudut 250 sampai 300. Penggores (scriber) adalah alat untuk menggores benda kerja (logam) sebagai persiapan untuk dikerjakan atau sebagai gantinya pensil apabila hendak menggambar di atas kertas.

b.      Penitik
      Penitik dapat digunakan untuk menitik bagian benda kerja yang akan di bor. Bentuk penitik yang sering digunakan adalah silinder yang dikartel dengan ujung tirus yang bersudut 250 sampai 300.

c.       Mistar baja
     Mistar baja ini berfungsi untuk mengukur benda kerja yang berukuran pendek, selain itu juga dapat dipakai untuk membimbing penggoresan dalam melukis batangan pada pelat yang digunakan, ukuran panjang dari mistar baja ini bermacam-macam, ada yang berukuran 30 cm, 60 cm, dan 100 cm.

d.      Mistar siku
     Alat ini digunakan untuk menyiku ketelitian dari benda kerja, ukuran panjangnya 30 cm terbuat dari bahan baja.

e.       Kikir
    Kikir ini digunakan untuk menghilangkan bagian yang tajam. Pada umumnya pekerjaan yang sederhana akan lebih ekonomis. Kikir terbuat dari baja karon tinggi yang ditempa sesuai dengan panjangnya. Macam-macam kikir antara lain: Kikir Rata, bulat, segi empat, setengah lingkaran, segi tiga, bujur sangkar

f.        Alat Pemotong Manual
    Mesin ini digunakan untuk memotong pelat dengan ketebalan maksimal 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter.

g.      Mesin Bending Manual dan Promecam
    Mesin ini digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan untuk mesin bending promecam untuk pembendingan pelat yang tidak dapat dibending dengan bending manual.

h.      Mesin Bor
   Mesin bor digunakan untuk melubangi benda yang akan dikerjakan, dalam hal ini untuk menyambung pelat satu dengan yang lain menggunakan paku keling serta untuk jalan keluar panas pada benda yang dibuat

i.        Gergaji Tangan
    Gergaji Tangan merupakan alat pemotong dan pembuat alur yang sederhana, bagian sisinya terdapat gigi-gigi pemotong yang dikeraskan. Bahan daun gergaji pada umumnya terbuat dari baja perkakas (tool steel), baja kecepatan tinggi (HSS/high speed steel), dan baja tungsten (tungsten steel).

1.5              Alat  dan Bahan

a.  Alat praktikum
1. Penitik
2. Penggaris
3. Penggores
4. Gergaji
5.  Alat dan Mesin Bor                          
6. Pemotong Plat
7. Peniti Sku-siku
8. Kikir
9. Pelipat Plat

b.      Bahan Praktikum
Bahan yang di gunakan plat praktikum ini adalah plat yang akan di bentuk dengan ukuran 35 cm x 30 cm, 13 cm x 30 cm dan 17 x 17 cm.




2.3       Langkah Pengerjaan Plat
        Dalam melakukan praktek kerja kita harus mengetahui urutan atau langkah-langkah kerja sebagai berikut, antara lain :

a.      Pembuatan Gambar kerja
     Langkah awal kerja pelat adalah menggambar. Gambar benda kerja dapat digambar langsung pada pelat yang akan digunakan. Adapun peralatan yang digunakan untuk menggambar tersebut adalah:
1. Penggores, digunakan untuk menggaris pelat atau menandai sehingga pada pelat terdapat goresan sket bukaan.
2.  Mistar siku, digunakan untuk melihat kesikuan dari garis, dan sudut pelat tersebut.
3.  Mistar baja, digunakan untuk mengukur, menarik garis, serta sebagai pedoman dalam penggoresan.

b.      Melakukan pemotongan pelat
    Setelah selesai menggambar pada pelat, langkah selanjutnya adalah melakukan pemotongan menurut garis pada gambar tersebut. Pemotongan dapat dilakukan dengan mesin potong atau dengan menggunakan manual.

c.       Melakukan Penekukan
     Setelah pelat yang kita potong dan kita hitung besar pembandingnya, maka langkah berikutnya adalah penekukan pembendingan. Bending dapat kita lakukan baik secara manual dengan mesin bending dan dengan menggunakan palu (dipukul). Penekukan yang diizinkan adalah bagian busur lengkung netral dari luas penekukan.
·      Sumbu penekukan adalah sumbu garis lurus dimana terjadi pembentukan radius sesuai dengan yang diinginkan.
·      Panjang dari sumbu adalah sama dengan lebar benda kerja pada luas penekukan.
·      Radius penekukan adalah radius dari busur dalam
·      Garis penekukan adalah garis imajiner yang dibentuk oleh tangent radius penekukan dengan permukaan bagian dalam.
·      Sudut penekukan adalah sudut yang dibentuk antara dua posisi ekstrim dari radius penekukan.
·      Luas penekukan adalah luas yang tercangkup oleh sudut penekukan.




d.      Assembling
      Teknik penyambungan pada kerja pelat dapat dilakukan dalam berbagai cara yaitu:
a.       Menyambung dengan sekrup
b.      Menyambung dengan paku keling
c.       Menyambung dengan lipatan
d.      Menyambung dengan las titik

      Penyambungan yang kita lakukan ini sekaligus untuk melakukan pembentukan benda yang akan kita buat. Untuk penyambungan dapat dilakukan sesuai dengan keinginan dan keadaan benda kerja tersebut. Untuk penyambungan dari bagian yang tidak akan dibuka lagi dapat menggunakan sambungan dengan lipatan, paku keling, dan las titik dan untuk bagian yang dibuat untuk dibuka dan ditutup dapat menggunakan sambungan sekrup.


e.    Finished Work (Pengamplasan)
     Pada tahap ini dilakukan perapihan dan pengecheckan kembali hasil lipatan.Dan juga kembali dilakukan perapihan bagian-bagian dengan menggunakan kikir,gergaji,palu agar memperoleh hasil yang maksimal.Bila dilakukan sesuai dengan perhitungan dan prosedur yang ada maka bagian-bagian tadi akan menyatu membentuk suatu rangka kotak panel.


BAB III
METODE PRAKTIKUM

3.1 Prosedur Praktikum
Secara garis besar prosedur kerja membuat box panel adalah sebagai berikut:
1.      Membuat pola sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar.
2.      Memotong plat sesuai dengan pola yang telah di bentuk.
3.      Mengikir bagian-bagian yang tajam.
4.      Membuat lubang berbentuk kotak pada bagian yang telah ditentukan
5.      Melipat plat sesuai dengan bentuk yang diinginkan.
6.      Merakit plat menjadi sebuah box panel.
7.      Merivet Panel box yang telah dirakit.

Adapun secara terperinci proses pembuatan box panel ini adalah :
A.    Memotong dengan mesin potong
1.      Menyiapkan benda kerja yang akan di pakai untuk membuat panel.
2.      Menandai bagian  yang akan di potong.
3.      Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong pada mesin pemotong.
4.      Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di potong.
5.      Mengunci benda pada mesin potong.
6.      Menginjak pedal mesin potong, sehingga benda kerja terpotong.
7.      Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.

B.     Memotong dengan gergaji besi
1.      Menyiapkan benda kerja yang telah dipotong dengan mesin pemotong dan yang telah dipola sebelumnya serta yang akan di pakai untuk membuat panel.
2.      Menjepit benda kerja dan tempat yang akan di potong dengan menggunakan gergaji besi.
3.      Memastikan pitchnya telah sesuai dan arah gergaji mengarah ke depan.
4.      Mengatur tegangan bilah secukupnya.
5.      Menggenggam dan mengayun rangka gergaji.
6.      Memposisikan bilah pada kerja ditempatkan pada bagian  luar garis tanda.
7.      Menggunakan tekanan pada saat mengayun ke depan dan melepaskan tekanan pada saat mengayun ke belakang ( maksimum 50 ayunan / menit ).
8.      Melakukan pemotongan lagi pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.

C.    Melubangi
1.      Membuat pola kotak kecil pada plat yang telah dipotong, untuk ukuran disesuaikan dengan           aturan.
2.      Menitik pada bagian terdekat pola menggunakan penitik.
3.      Mengebor bagian yang telah dititik menggunakan Mesin bor.
4.      Memutuskan plat yang belum terputus dengan mesin bor.
5.      Mengikir bagian yang masih tebal atau jauh dari ukuran.

D.    Melipat plat dengan mesin lipat
1.      Menyiapkan benda kerja yang akan di dilipat untuk membuat panel.
2.      Menandai tempat kerja yang akan di lipat.
3.      Menjepit benda kerja yang akan di lipat pada mesin lipat, sesuai dengan pola yang akan dilipat.
4.      Memastikan bahwa benda kerja benar-benar tepat untuk di lipat.
5.      Mengunci benda pada mesin lipat.
6.      Mengayunkan mesin lipat dengan arah sudut 90 derajat.
7.      Melakukan pelipatan kembali pada sisi yang lainnya sesuai prosedur.

E.     Merivet
1.      Mengukur bagian yang akan diberi lubang
2.      Melubangi bagian yang akan dirivet menggunakan mesin bor
3.      Merivet dengan alat perivet (butuh tenaga yang kuat)






BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN


4.2   Pembahasan
      Selama 8 kali pertemuan dilakukan praktikum membuat panel box di gedung Bengkel Teknik Mesin Politeknik Negeri Sriwijaya. Hal ini di karenakan peralatan dan mesin yang mendukung untuk membuat panel box terdapat di tempat tersebut. Praktikum dilakukan 8 kali pertemuan karena waktunya yang memungkinkan untuk menyelesaikan sebuah panel box dalam 1 kali praktikum (1 x 6 jam). Pembuatan box terdiri dari beberapa tahap, yaitu : membuat pola, memotong, melipat dan merivet.

a.      Membuat pola
   Pada tahap ini dilakukan penggambaran pola rangka pada plat. Penggambaran dilakukan menggunakan penggores agar nampak jelas pada plat yang dapat memudahkan kita pada saat pemotongan dan pelipatan. Untuk membentuk garis yang  menyiku dapat menggunakan penggaris siku. Dalam pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan sampai terbentuk 2 garis hasil goresan tersebut. Hal itu akan menimbulkan penafsiran ganda.

b.      Memotong Plat
      Pemotongan plat dilakukan dengan 2 tahap, yaitu pemotongan bagian yang besar dan pemotongan bagian yang kecil. Untuk pemotongan bagian yang besar digunakan alat pemotong yang besar. Sedangkan untuk bagian – bagian yang kecil digunakan alat pemotong yang kecil atau gergaji besi. Dalam menggunakan gergaji besi harus sesuai dengan cara penggunaan karena di khawatirkan terjadi kepatahan pada besi serta menjaga keselamatan kerja. Praktikan saat melakukan pemotongan dengan menggunakan gergaji terjadi kesalahan, yakni memotong plat tepat di garis pola sehingga mengurangi ukuran kerangka. Hal inilah yang menjadi penyebab masalah dari hasil finishing panel box praktikan menjadi tidak pas.

c.        Pembuatan Lubang kotak kecil
     Lubang kotak ini dibuat dengan cara membuat pola terlebih dahulu kemudian menitiknya. Perhatikan saat penitikan jangan tepat digaris pola karena saat pengeboran akan melebihi batas pola. Lebih baik, saat penitikan berada didalamnya sehingga saat pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara seperti ini terdapat kekurangannya, yaitu : membutuhkan energi lebih banyak untuk mengikir sisa pengeboran yang belum terlubangi. Saat pengeboran perhatikan keselamatan kerja. Baik menggunakan mesin ataupun alat pengebor plat, harus menggunakan kaca mata dan pelindung nadi, karena sering terdapat percikan api dan serbuk plat yang memancar keluar.

d.      Melipat Plat
      Plat yang sudah dipotong bagian – bagiannya dan sudah dikikir halus sehingga tidak ada bagian yang tajam, di lipat dengan menggunakan alat lipat. Hal ini dilakukan agar pekerjaan menjadi lebih sederhana dan lebih mudah. Perhatikan saat pelipatan karena praktikan ternyata melakukan kesalahan saat pelipatan, seharusnya, bagian yang dilipat pertama kali adalah bagian yang luas permuakaannya lebih besar kemudian setelah itu bagian yang lebih kecil. Hal ini dikarenakan bagian yang lebih kecil akan lebih mudah di palu dan tidak membuat rusak pojokan benda. Namun praktikan melakukan pelipatan yang salah sehingga terjadi kerusakan sedikit pada benda (dipojokan sobek) akibat dari pemaluan yang berlebih. Untuk melipat plat yang siku – siku dibutuhkan ketelitian mata karena alat tidak mengatur secara otomatis pelipatan 900.

e.       Merivet
     Plat yang sudah di lipat baik bagian bawah maupun bagian atasnya, dihubungkan menjadi satu bagian panel box. Setelah itu, panel box tersebut masih perlu di rivet untuk menghubungkan dan mengencangkan panel box. Untuk merivetnya, lubang bulat kecil yang sudah dibor di masukkan paku rivet sehingga terbentuklah panel box. Perhatikan saat merivet, praktikan sedikit melakukan kesalahan kembali saat merivetm yaitu melakukan perivetan sambil berdiri dan penggunaan rivet yang salah sehingga paku rivet sedikit tertancap miring di panel box. Hal ini menjadi pekerjaan 2 kali karena harus di palu kembali untuk menempelkan rivetnya.
      Dosen meminta agar sisa potongan plat di bentuk potongan plat kecil ukuran
a.       35 x 30 cm sebanyak 6 buah.                          e. 5 x 2 cm sebanyak 24 buah
b.      17 x 17 cm sebanyak 12 buah.                        f. Kawat behel 25 cm sebanyak 12 buah
c.       30 x 13 cm sebanyak 12 buah.                        h. Engsel 30 cm sebanyak 12 buah
d.      35 x 10 cm sebanyak 6 buah
    Saat mempola ukuran plat ini praktikan sedikit melakukan kesalahan yakni menggores banyak garisan pada pola sehingga saat pemotongan menggunakan alat potong sedikit sulit dan terjadilah ukuran potongan plat yang tidak sama.

BAB V
PENUTUP

            Berkat rahmat Tuhan Yang Maha Esa dan bimbingan dosen pengajar Teknik Mesin penulis dapat menyelesaikan tugas yang diwajibkan oleh Politeknik Negeri Sriwijaya. Untuk itu penulis telah menulis Langkah Pengerjaan ini guna sebagai syarat untuk nilai baik dan mendapatkan kelulusan di Mata Kuliah Keahlian Berkarya Praktek Bengkel Mekanik 1.
            Penulis sadar bahwa sepenuhnya Langkah Pengerjaan ini masih jauh dari sempurna. Untuk itu dikarenakan keterbatasan penulis. Penulis sebagai manusia biasa dan untuk itu mohon maaf apabila ada penulisan terdapat kekurangan. Maka penulis memerlukan kritik dan saran dari pembaca yang sifatnya membangun demi perbaikan dan kesempurnaan Langkah Pengerjaan ini.
            Dengan selesainya pembuatan benda kerja dan Langkah Pengerjaan ini yang mana telah diberikan petunjuk dan bimbingan. Mudah-mudahan dapat bermanfaat bagi penulis maupun pembaca, dan penulis mengucapakan terima kasih.  

5.1       Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa Pembuatan panel box dibutuhkan waktu 8 kali pertemuan untuk membuat panel box. Pembuatan pola menggunakan alat penggores. Dalam pembuatan pola harus seteliti mungkin dan jangan sampai terbentuk 2 goresan
Praktikum  melakukan beberapa kesalahan kecil yang mengakibatkan hasil akhir panel box yang terbentuk tidak sempurna dan terdapat celah – celah kecil (tidak tertutup rapat), kesalahan yang terjadi tersebut, yakni  saat pemotongan dengan gergaji atau mesin pemotong plat tidak dipotong tepat pada garisnya dan saat pelipatan praktikan melipat bagian yang lebih kecil permukaannya terlebih dahulu.
Saat penitikan dalam pembuatan lubang kotak, titik tersebut harus berada didalam pola sehingga saat pengeboran tidak akan melebihi batas garis pola. Cara seperti ini terdapat kekurangannya, yaitu : membutuhkan energi lebih banyak untuk mengikir sisa pengeboran yang belum terlubangi (belum terbentuk kotak halus)

5.2       Saran
Berdasarkan hasil pengalaman praktikum diharapkan untuk kedepannya praktikan lebih teliti dalam melakukan setiap langkah percobaan dan menggunakan alat dan mesin dengan maksimal dan sebaik – baiknya sehingga hasil yang diinginkan bisa tercapai. Selain itu, alat dan mesin di dalam perbengkelan sangat berbahaya bagi tubuh sehingga pakaian keselamatan kerja hendaknya digunakan selalu di dalam ruang laboratorium perbengkelan.